Sinopsis Devil Survivor 2:The Animation

English: Devil Survivor 2 The Animation
Synonyms: DS2A, Shin Megami Tensei: Devil Survivor 2
Japanese: デビルサバイバー2 THE ANIMATION
Type: TV
Episodes: 13
Status: Finished Airing
Aired: Apr 5, 2013 to Jun 28, 2013
Duration: 24 min. per episode
Rating: PG-13 - Teens 13 or older
 
Devil Survivor 2: The Animation adalah anime yang diangkat dari game SRPG Shin Megami Tensei: Devil Survivor 2 buatan Atlus yang keluar di konsol NDS (dan belakangan di 3DS). Game-nya pertama keluar di tahun 2011, dengan versi terjemahan untuk Amerika dan Eropa menyusul di tahun-tahun sesudahnya. Animenya sendiri keluar pada pertengahan awal tahun 2013, dengan durasi sebanyak 13 episode, dan dengan produksi dilakukan oleh studio Bridge.
Serupa dengan kasus Persona 4: The Animation yang keluar pada tahun 2012, seri ini disutradarai Kishi Seiji yang secara keren telah menangani  animasi untuk game-game Megaten selama ini.
Seminggu Lagi Untuk Hidup
Serupa dengan game pendahulunya, cerita Devil Survivor 2 memaparkan ancaman terjadinya kiamat yang akan menimpa dunia. Sisa waktu yang dimiliki umat manusia adalah satu minggu. Lalu ceritanya mengetengahkan sekelompok anak SMA yang kemudian terjebak dalam berbagai situasi di dalamnya.
Sang tokoh utama, Kuze Hibiki, beserta sahabatnya, Shijima Daichi, dan seorang siswi perempuan dari sekolah mereka bernama Nitta Io, terlibat dalam suatu kecelakaan kereta misterius yang menjadi awal dari semua bencana ini. Tapi mereka bertahan hidup berkat kontrak yang kemudian mereka ikat dengan suatu situs web misterius bernama Nicaea, yang juga menghadirkan suatu aplikasi ajaib yang memungkinkan mereka untuk memanggil Demon (Majin). Anehnya, Nicaea juga memiliki semacam fitur yang akan menginformasikan kapan orang-orang di dekat para penggunannya akan mati.
Ketiganya kemudian dihubungi seorang wanita bernama Sako Makoto, yang membawa mereka ke sebuah organisasi rahasia bernama JP’s (baca: ‘jips’). JP’s rupanya sejak lama telah berada di balik bayang-bayang pemerintahan Jepang. Lalu Kuze dan rekan-rekannya dipertemukan dengan pemimpin JP’s, seorang pemuda jenius sekaligus angkuh bernama Hotsuin Yamato, yang membeberkan bentuk sesungguhnya dari ancaman yang akan menimpa dunia: makhluk-makhluk raksasa yang disebut Septentrione.
Para Septentrione akan muncul secara bergantian dalam kurun waktu satu minggu di berbagai tempat di seluruh Jepang. Mereka ceritanya berperan sebagai semacam ‘ujian’ terhadap umat manusia, yang harus dikalahkan apabila umat manusia hendak selamat.
Kunci untuk mengalahkan mereka terletak pada aplikasi pemanggil Demon yang dapat digunakan oleh orang-orang tertentu. JP’s kemudian mempekerjakan Kuze dan kawan-kawannya ke berbagai tempat dalam upaya mereka untuk menyelamatkan dunia.
Kurang Dari Seminggu Untuk Mati
Berhubung aku menggemari seri-seri Megaten sejak lama, aku cukup antusias saat mendengar adaptasi anime seri ini akan dibuat. Persona 4: The Animation termasuk kasus adaptasi game ke anime yang ‘berhasil.’ Jadi pengharapanku bisa dikatakan lumayan tinggi. Cuma sayangnya, kayak yang mungkin udah bisa ditebak, seri ini enggak berakhir sebagus yang kuharapkan.
…Kalau ada satu hal menonjol yang mesti diakui, itu adalah kualitas visual yang dipunyai seri ini.
Animasinya beneran keren. Berhubung sistem permainannya menampilkan animasi pertempuran yang terbatas, melihat bagaimana masing-masing demon beraksi di seri ini benar-benar memukau. Setelah sekian lama, visualisasi Demon-Demon khas Shin Megami Tensei di seri ini dilakukan dengan cara yang benar-benar belum pernah terlihat sebelumnya. Jadi ini saja sudah jadi cukup alasan bagi para penggemar Megaten untuk mencoba mengikutinya.
Adegan-adegan aksinya ramai oleh efek gitu. Warna-warnanya yang gelap bercampur secara pas menghadirkan efek-efek sihir keren yang tampak kontras. Kuze dan kawan-kawannya bisa dibawa atau menunggangi sejumlah demon melintasi berbagai permukaan tanah dan puing bangunan. Lalu kemunculan para Septentrione agak mengingatkan akan kemunculan para Angel di Neon Genesis Evangelion. Ada hal-hal ‘kolosal’ yang lumayan bikin terhenyak. Lalu efek-efek saat aplikasi ponsel pemanggilan Demon digunakan akan menghadirkan pola-pola cahaya yang benar-benar keren.
Para karakter secara khusus diasosiasikan dengan Demon-demon tertentu, yang disesuaikan dengan sifat dan kecocokan mereka. Para Demon Megaten yang telah lama dikenal fans dihidupkan secara pas lewat seri ini. Pyro Jack terlihat membara, misalnya. Obariyon terlihat lemah. Lalu Satan dan Lucifer sama-sama tampil sebagai Demon ultimate yang hanya muncul di saat-saat terakhir.
Semuanya juga turut didukung oleh audio yang lumayan gitu.
Tapi…
Yah, mungkin ada kaitannya dengan durasi seri ini juga sih.
Berhubung seri ini diberi durasi hanya separuh dari Persona 4: The Animation; kualitas naskah ceritanya kayaknya jadi agak berdampak.
Meski tempo ceritanya tak sampai terburu-buru, plotnya memang terkesan agak dipadatkan ke dalam 13 episode ini. Episode-episodenya dinamai sesuai nama-nama hari, dengan beberapa hari tertentu mencakup dua-tiga episode. Ada banyak hal yang terasa bisa dieksplorasi lebih jauh gitu, namun pada akhirnya hanya dibahas secara terbatas. Ini terutama menyangkut penggalian para karakter, dan bagaimana dalam game-nya ada suatu dilema berkelanjutan tentang bagaimana cara menyelamatkan orang-orang yang telah ‘diramalkan’ oleh Nicaea akan mati. Akibat dari hal ini adalah banyaknya karakter di anime ini yang terkesan sebatas ‘ada hanya karena mereka ada.’ Sayangnya, jumlah karakter di seri ini enggak bisa dibilang dikit.
Sejumlah poin penting ceritanya jadi terasa aneh gitu: seperti soal konspirasi politik yang berusaha diungkap Kuriki Ronaldo dan yang kemudian membuatnya menentang JP’s, teka-teki soal dari mana para Septentrione berasal, siapa lelaki misterius yang menyebut dirinya Alcor, lalu tumbuhnya faksi-faksi berbeda pendapat yang (sesuai tradisi Megaten) bisa para tokoh utamanya dukung. Ceritanya memang berujung pada pertemuan dengan sosok dewa misterius bernama Polaris yang disebut menjadi pemrakarsa ‘ujian’ ini. Tapi di hasil akhirnya, tetap terasa ada sesuatu yang aneh.
Kayak… kenapa semua para karakter ini perlu ada? Soalnya, hubungan antara mereka dan peran mereka dalam cerita benar-benar jadi tersamar. (Hubungan antara Ronaldo dan ayah salah satu karakter lainnya misalnya, tak begitu tergali di seri ini.)
Meski eksekusi animasinya memukau, sebagian besar karakternya terasa datar dan kurang menarik. Ini kontras dengan nuansa khas Megaten yang bisa bikin pemain terus bertanya-tanya soal apa yang terjadi, dan soal bagaimana hubungan antara masing-masing orang. Hal ini terasa lebih menyakitkan bila mengingat versi game dari Devil Survivor 2 lumayan menggali faktor hubungan antar karakter ini. Ada fitur Fate System di gamenya yang serupa dengan fitur Social Link yang ada pada game-game Persona 3 dan Persona 4.
Jadi, karena kebetulan aku dulu pernah memainkan game Devil Survivor yang pertama, aku jadi penasaran. Lalu aku mencari-cari informasi tentang game keduanya karena nuansa cerita di animenya begitu berbeda. Ternyata, memang ada lumayan banyak detil elemen ceritanya yang diubah.
Tapi cukup terasa betapa para animatornya telah berusaha sebaik mungkin. Para pembuat seenggaknya berusaha menampilkan tambahan informasi melalui biodata-biodata ringkas yang dimunculkan antar segmen.
Last Day
Dari segi teknis, seri ini benar-benar termasuk memuaskan, dan studio Bridge berhasil menunjukkan kepiawaian mereka. Penggambaran adegan-adegan kerusakan besar-besaran di sini merupakan salah satu penggambaran bencana paling memuaskan di anime. Cuma dari segi cerita tadi, yah, mungkin para penggemar masih perlu menunggu sampai hadirnya anime Megaten dengan cerita yang benar-benar bagus. (Enggak. Enggak usah kalian cari tahu soal OAV Megami Tensei yang jadul itu.)
Eniwei, aku pribadi merasa aku bakalan lebih menikmati anime ini andai usiaku lebih muda. Soalnya, ini memiliki elemen khas seri Jepang di mana ‘para tokohnya bisa tiba-tiba menjadi kuat semata-mata karena kekuatan hati.’ Ini agak mengecewakanku di beberapa bagian, terutama di adegan-adegan konfrontasi melawan para Septentrione. Tapi mungkin juga itu terjadi karena pergeseran selera yang telah kualami.
Semua lagu tema seri ini cukup keren. Lagu ‘Take Your Way’ yang dibawakan Livetune (feat. Rin Oikawa) belakangan lumayan terkenal (mereka bakal tampil di AFA Singapore 2013 btw). Lalu lagu ‘Be’ yang dibawakan grup Song Raiders membuatku nyengir lebar karena nuansanya benar-benar pas dengan keadaan hidup-mati yang seri ini coba usung.
Desain karakter yang diadaptasi dari desain orisinil buatan Yasuda Suzuhito benar-benar keren dalam banyak arti. Sementara desain abstrak masing-masing Septentrione ternyata dibikin oleh mangaka Kitoh Mohiroh yang telah punya nama dalam menggambar hal-hal nakutin dan aneh kayak gini.
Ini seri yang sebenarnya benar-benar menarik dan patut dikaji. Orang kurasa bakal menyukainya lebih karena aspek-aspek tertentunya daripada karena hasilnya secara menyeluruh. Kalian yang lebih mudah tergerak oleh visualisasi adegan bisa menyukai seri ini. Tapi kalian yang mengharapkan drama dan perkembangan karakter kurasa akan lebih memilih mengikuti sesuatu yang lain.
 

Comments

Popular Posts